Sabtu, 17 Maret 2012

Kumpulan Biografi: Biografi Bachtiar Chamsyah - Biografi Menteri


Biografi Bachtiar Chamsyah - Biografi Menteri

Namanya mulai makin akrab di lidah publik bak selebriti, saat ia dengan cerdas dan tangkas memimpin Pansus Bulog (2000-2001) yang ketika itu melibatkan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Maka banyak pihak menilai sangat bijak manakala Presiden Megawati mengangkatnya menakhodai kebangkitan Departemen Sosial dari kubur.

Pada era pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Departemen Sosial (Depsos) ‘dikebumikan’ (dilikuidasi) dengan alasan tidak diperlukan, apalagi karena sebelumnya diduga telah menjadi sarang korupsi, kolusi dan nepotisme. Sekitar 2.500 pegawai Depsos berduka serta jutaan orang dibuat heran dan bingung. Dua tahun kemudian (2001), ketika Gus Dur jatuh tersandung kasus Bulog dan digantikan Megawati Sukarnoputri, Depsos dihidupkan kembali. Alasannya, masalah sosial yang dihadapi bangsa ini sangat kompleks dan penangannya belum dapat sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.

Jutaan pengungsi akibat berbagai konflik sosial harus sgera diatasi. Belum lagi masalah fakir-miskin, anak telantar, yatim-piatu, bencana alam dan lain sebgainya. Siapa yang harus mengurusi itu semua? Lalu siapa figur pemimpin yang bertalenta mengatasi itu?


Presiden Megawati Sukarnoputri memilih H Bachtiar Chamsyah,SE. Seorang politisi yang piawai bernegoisasi dan berdiplomasi untuk meminimalisasi konflik untuk mencapai tujuan atau konsensus. Ia ‘anak Medan’ yang dinilai tangkas dan cerdas (banyak taktik), sehingga diyakini mampu mengatasi masalah pengungsi dan masalah sosial lainnya yang sangat kompleks itu. Lebih lagi, ia dinilai seorang yang akan mampu memperbaiki citra Depsos dari dugaan sarang KKN.

Padahal, lelaki Minang kelahiran Aceh ini tak menduga akan diangkat menjadi menteri, apalagi menjadi Menteri Sosial. Latarbelakang pendidikannya adalah ekonomi. Saat di legislatif (DPR) ia juga tidak membidangi masalah sosial. Ia berada di Komisi V dan VI. Namun, ia tak pernah merasa tidak mampu memimpin departemen ini. Baginya, apapun bidang pekerjaan jika dihayati akan dapat dikerjakan dengan baik.

Dalam percakapan dengan Wartawan Tokoh Indonesia di ruang kerjanya, Kamis 19 Juni 2003, Bachtiar Chamsyah mengatakan, sudah terbiasa menghayati setiap pekerjaan yang digumulinya. Kendati ia mengaku sangat banyak masalah yang dihadapinya saat pertama kali masuk kantor sebagai menteri. Namun, katanya, yang namanya memimpin tentu ada persoalan.



“Tetapi kita ‘kan dilatih mencari solusi dengan berpikir sistematis. Itu fungsi bersekolah yaitu memecahkan persoalan dengan kerangka yang sitemastis. Orang banyak berpikir masuk perguruan tinggi hanya untuk menjadi pegawai. Tetapi sesungguhnya hakikat bersekolah itu adalah agar kita dapat memecahkan persoalan secara sistematis,” ujar sarjana ekonomi (akuntansi) dari Universitas Medan Area dan mantan mahasiswa tingkat V Jurusan Akuntansi FE Universitas Nommensen ini, menjelaskan.

Bahkan ia menyatakan merasa berbahagia menghadapi tugas berat yang dipercayakan di pundaknya. Bayangkan waktu awal-awal menjadi menteri, ia harus menghidupkan dan membangun struktur organisasi yang sebelumnya telah bubar. Kemudian harus bisa meyakinkan DPR untuk meningkatkan budget departemen ini. Lalu memperbaiki citra Depsos yang sebelumnya dikenal sebagai sarang korupsi. Menata anggaran sedemikian rupa. Setelah itu menghadapi berbagai persoalan sosial yang makin kompleks dalam tahun-tahun terakhir.

Ia merasa tugas Menteri Sosial itu berat, tetapi mulia. Artinya, itu adalah tugas untuk melaksanakan amanat UUD, kemanusiaan, yang tidak ada profitnya. Kendati tugas ini nonprofit, ia yakin dapat mengembannya dengan mengajak mereka yang berkemampuan dan kalangan LSM untuk menanggu-langinya. Apabila semua potensi di dalam masyarakat diajak, kerja berat it akan menjadi ringan.

Untuk itu, sebagai nakhoda, ia sadar harus menjadi teladan. Mulai dari hal kecil hingga yang terbesar. Mulai dari persoalan jam kerja hingga kecepatan bertindak dan mengambil keputusan. Ia memulai dengan disiplin masuk kantor jam tujuh pagi dan pulang rata-rata jam setengah delapan malam.

Ia pun berhasil membangkitkan semangat hidup semua jajaran Depsos yang dipimpinnya. Ia mengajak jajaran Depsos melakukan introspeksi untuk membangkitkan eksistensi dan citra Depsos baru.

Dua tahun Depsos ‘dikebumikan’ diinspirasikannya menjadi cambuk, semacam pertapaan atau bersemadi, seperti renungan Toynbee dalam A Study of History. Bertapa, bersemadi, diibaratkannya sebagai bibit (biji, tampang) yang ditanam di dalam tanah (mengasingkan diri ke dalam tanah), untuk kemudian tumbuh atau timbul kembali sebagai tanaman baru yang akan berbuah banyak dan berguna.

Toynbee menyebut hal itu “withdrawal and return”, bertapa dan kembali dari pertapaan. Jadi bertapa bukan untuk terus bertapa, karena bertapa terus sama artinya dengan bunuh diri. Melainkan bertapa untuk menerima wahyu, inspirasi, dan menghimpun tenaga baru untuk kemudian kembali ke dalam perjuangan masyarakat, menjadi teladan dan penunjuk jalan baru bagi rakyat. Memberi citra baru eksistensi dan perjalanan perjuangan Depsos, yang demikian strategis dan urgen mengatasi persoalan-persoalan sosial yang amat kompleks.

Saat peraya-an Proklamasi RI ke-56 di Depsos, ia mengatakan pembubaran Depsos di era Gus Dur merupakan renungan bagi kita untuk introspeksi dan memperhatikan kinerja yang berdaya guna dan bertanggung jawab. “Kita ditunggu setumpuk persoalan sosial, yang semakin hari semakin bertambah,” katanya.

Kiprahnya sebagai Menteri Sosial sangat fenomenal dalam membangkitkan kembali Depsos sebagai departemen strategis yang amat diperlukan bangsa ini. Ia berupaya menjadikan Depsos berkemampuan menyelesaikan berbagai masalah sosial, termasuk dampak sosial krisis ekonomi, terutama yang dialami keluarga rentan, anak jalanan dan kaum telantar, guna mengangkat harkat dan martabat sosial-nya, serta dapat mengem-bangkan kesetiakawanan sosial masyarakat.

Ia pun menegaskan tidak akan menjadikan Depsos sebagai pemungut limbah sosial akibat pembangunan yang salah arah. Ia dengan tegas mengatakan bahwa pemberdayaan sosial akan menjadi leading sector Depsos baru. Ia sudah bertekad untuk tidak memosisikan departemen ini hanya sebagai pemadam kebakaran yang hanya mengatasi masalah setelah terjadi dan memungut limbah sosial akibat pembangunan yang salah arah. “Apabila kita mampu mengatasi masalah sosial di hulunya, mudah-mudahan di hilir limbahnya akan berkurang,” ujar menteri yang berasal dari keluarga sederhana ini.

Biodata Bachtiar Chamsyah:

Nama :H. Bachtiar Chamsyah, SE
Lahir :P. Tiji Sigli, 31 Desember 1945
Jabatan :Menteri Sosial RI
Agama :Islam
Istri :Roshidah MS (Guru SMU Negeri 8 Jakarta)

Anak:
Roshi Ika Putri, SE. Ak
Moh. Iqbal, SE. Ak
Rini Irawati (Fak. Teknik Universitas Pancasila, Jakarta)

Pendidikan
SD Negeri Kutacane, lulus 1957
SMP Negeri Medan, lulus 1961
SMA Ngeri Maninjau, Lulus 1964
AAN Negeri Medan 1966 s/d 1970
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Nommensen, Tingkat V, tidak lulus
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Medan Area, lulus 1997

Organisasi
1966. Anggota KAMI Komisariat AAN Negeri Medan
1967. Ketua Komisariat HMI AAN Negeri Medan
1969. Ketua Umum HMI Cabang Medan
1976. Ketua Umum Badko HMI Sumatera Utara
1971. Wakil Ketua Muslimin Indonesia Sumatera Utara
1994. Pjs. Ketua DPW Partai Persatuan Pembanguan Sumatera Utara
1994 – Sekarang. Wakil Sekjen DPP PPP
1999 – 2002 Sekjen Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI)
2002. Ketua Umum PARMUSI

Pekerjaan
1974 – 1981. Pegawai Honorer Pemda Kodya medan
1978 – 1980. Guru (Swasta) Perguruan Amir Hamzah Medan
1982 – 1987. Anggota DPRD Tk. 1 Sumatera Utara
1987 – 1992. Wkl. Pimpinan Umum Mingguan DEMI MASA, Medan
1992 – 1997. Angota DPR RI (Wakil Sekretaris FPPP)
1997 – 1999. Anggota DPR RI (Sekretaris FPPP DPR)
1999 – 2004. Anggota DPR RI
1999 – 2001. Ketua Komisi V DPR RI
2000 Ketua Pansus BULOG GATE
2001 Menteri Sosial RI pada Kabinet Gotong Royong

Riwayat Perjuangan
Aktif dalam penumpasan G.30 S/PKI dan Penegakan Orde Baru:
- Sebagai Ketua KAMI Komisariat AAN Negeri Medan
- Aktifis dan Ketua Komisariat HMI Medan

Tanda Penghargaan
Satya Lencana Pembangunan Bidang Koperasi 2000

Alamat Rumah:
Jl. Widya Candra IV No. 18

Alamat Kantor:
Jalan Salemba Raya No.28, Jakarta Pusat
Telp (021) 3103591


Sumber: http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/bachtiar-chamsyah/index.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar